Kegiatan Perusahaan

Seorang peserta pelatihan program menjahit sedang membuat pakaian (hl/KP) Seorang peserta pelatihan program menjahit sedang membuat pakaian (hl/KP)

Melalui Program Permaisuri, Pupuk Indonesia Berdayakan Masyarakat Rentan dan Difabel di Sekitar Pabrik

Karawang- PT Pupuk Indonesia (Persero) meluncurkan program Permaisuri (Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Industri), program terbaru PIHC di bidang tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Program tersebut fokus pada pemberdayaan masyarakat rentan dan difabel di dekat lingkungan pabrik pupuk. 

Tina T. Kemala Intan, Direktur SDM Pupuk Indonesia didampingi Yuni Setyaningrum, Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kujang dan Robert Sarjaka, Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kujang meresmikan Program Permaisuri di Gedung Anggrek, Senin malam, 16 Oktber 2023. 

“Program ini merupakan upaya perusahaan dalam menciptakan nilai tambah untuk perusahaan dan masyarakat di lingkungan sekitar pabrik,” ujar Tina.

Tina menuturkan, sebagai tahap awal, program Permaisuri dilakukan di dua anak perusahaan Pupuk Indonesia, yaitu Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik. “Melalui program Permaisuri, masyarakat rentan dan difabel diajak untuk bisa lebih produktif dan meningkatkan penghasilan,” katanya.

Adapun para peserta, terdiri dari 5 orang ibu rumah tangga, 5 orang perempuan putus sekolah, dan 2 orang difabel. Rencananya, produk buatan para peserta ini akan dibeli oleh Pupuk Kujang sebagai alat pendukung produksi di pabrik.

“Para peserta akan membuat kain majun, sebagai alat pembersih yang banyak digunakan di pabrik,” ujar Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kujang, Robert Sarjaka.

Robert menuturkan, sebelum Permaisuri diluncurkan, Pupuk Kujang telah melakukan sejumlah persiapan sejak jauh hari. Para peserta, ujar Robert telah diberi pelatihan menjahit yang intensif sejak 18 September 2023. Pupuk Kujang juga memberikan hibah berupa alat produksi yang bisa mereka gunakan. “Para peserta terlebih dahulu diberi pelatihan menjahit sehingga bisa langsung berkarya saat program Permaisuri diluncurkan hari ini,” kata Robert.

M Rizki Al Azis, salah satu peserta Permaisuri menuturkan, telah mengikuti pelatihan menjahit intensif selama satu bulan. Pria berumur 23 tahun itu saat ini lebih optimistis dalam menjalani hidup. Kecelakaan lalu lintas yang menimpanya beberapa tahun lalu telah membuatnya kehilangan pekerjaan. Namun saat ini, situasi itu tak lagi membuatnya terpukul. Ia punya semangat baru dan lebih percaya diri setelah mengikuti pelatihan intensif menjahit.

“Daripada terus terpuruk, saya memutuskan untuk ikut program ini dan akhirnya punya keterampilan baru, saya jadi bisa membuat baju,” kata Rizki.

Hal senada disampaikan oleh Jajang Warsidi, warga Kampung Kalioyod, Desa Sarimulya, Kecamatan Kotabaru. Pria 37 tahun itu kini tak lagi minder dan mengurung diri di rumah. Meski punya keterbatasan, ia tak menyerah.

Untuk merubah hidup, Jajang memutuskan mengikuti pelatihan menjahit dari Pupuk Kujang satu bulan lalu. Pelatihan intensif ia lalui setiap hari dengan tekun. Hingga akhirnya ia bisa berkarya dan bisa menjahit. “Dengan keterampilan menjahit ini, nasib saya berubah. Sekarang lebih percaya diri menjalani hidup,” kata Jajang.

Selain Jajang dan Rizki, 10 orang terdiri dari ibu rumah tangga dan putus sekolah juga telah menjalani pelatihan menjahit secara intensif. Mereka siap memproduksi kain majun yang akan digunakan perusahaan. (hl/KP)

Rate this item
(0 votes)

stay connected

Anda dapat menghubungi kami melalui email info@pupuk-kujang.co.id, atau berlangganan newsletter dengan menginputkan alamat email anda dibawah ini.

Visitor Counter

Sekarang : 558                    
Kemarin : 885
Bulan Ini : 1874
Bulan Kemarin : 22955
Semua : 191811